Sriwijaya Air Group angkat bicara terpaut salah satu pendirinya terjerat permasalahan korupsi izin usaha pertambangan timah di Bangka Belitung, Hendry Lie. Sriwijaya Air membenarkan operasional bisnisnya tidak tersendat.
” Pada prinsipnya kami menghargai proses hukum yang lagi berjalan, tetapi demikian permasalahan tersebut tidak terdapat kaitannya dengan PT. Sriwijaya Air sebagai entitas bisnis yang berbeda,” kata Corporate Communication Sriwijaya Air Group dalam suatu statment, Kamis( 2/ 5/ 2024).
Penerbangan menegaskan perusahaannya tidak terdampak akibat terdapatnya permasalahan itu. Sriwijaya Air Group membenarkan grupnya senantiasa melayani para pelanggan, serta menjunjung besar profesionalisme dalam operasional penerbangan.
” Perihal ini pula tidak berpotensi pada kendala layanan operasional pada penerbangan serta membenarkan terimplementasi cocok standar yang terdapat,” bagi Corporate Communication Sriwijaya Air Group dalam pernyataannya.
Lebih dahulu, Kejaksaan Agung( Kejagung) mengonfirmasi pengusaha Hendry Lie selaku terdakwa dalam permasalahan korupsi tata niaga komoditas timah daerah izin usaha pertambangan( IUP) PT timah Tbk tahun 2015- 2022. Penyidik lekas memanggil Hendry Lie sebagai sebagai beneficial pemilik PT TIN selaku terdakwa permasalahan ini.
Dikenal, Hendry Lie belum ditahan sebab tidak penuhi panggilan. Penyidik hendak melaksanakan pemanggilan kembali terhadap Hendry Lie.
” Yang tentu dipanggil buat melaksanakan pengecekan,” kata Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dikala dihubungi, Senin( 29/ 4/ 2024).
Saat ini jumlah terdakwa permasalahan korupsi timah jadi 21 orang.
Dampak Terhadap Sriwijaya Air
Keterlibatan pendiri dalam kasus korupsi tersebut dapat berdampak serius pada Sriwijaya Air secara keseluruhan. Selain menimbulkan ketidakpercayaan dari publik dan penumpang, ini juga dapat mempengaruhi kinerja bisnis dan keuangan maskapai tersebut dalam jangka panjang.
Langkah-langkah Sriwijaya Air Selanjutnya
SriwijayaAir menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama sepenuhnya dengan otoritas yang berwenang dalam penyelidikan kasus ini. Selain itu, maskapai tersebut juga berkomitmen untuk menjalankan bisnis dengan prinsip-prinsip etika yang tinggi dan memastikan kepatuhan terhadap semua regulasi yang berlaku.
Memulihkan Kepercayaan Publik
kepercayaan publik yang telah tercoreng akibat insiden ini, SriwijayaAir harus mengambil langkah-langkah konkret. Ini mungkin meliputi penguatan sistem pengawasan internal, transparansi yang lebih besar dalam pengelolaan bisnis, dan upaya aktif untuk memperbaiki citra perusahaan melalui komunikasi yang jujur dan terbuka kepada publik.
Kasus korupsi yang melibatkan pendiri SriwijayaAir merupakan pengingat akan pentingnya tata kelola yang baik dan kepatuhan terhadap hukum dalam menjalankan bisnis. Bagi Sriwijaya Air, langkah-langkah yang diambil selanjutnya akan menentukan masa depan perusahaan ini dalam menghadapi tantangan ini dan membangun kembali kepercayaan publik.